Monday, October 10, 2016

Indikator Strategi para Turtle Traders


Daya tarik sistem trading ala turtle traders yang memang tak bisa diabaikan. Bukan hanya karena keberhasilan para pemula yang dilatih oleh Richard Dennis dan Bill Echardt, tapi salah satu kunci keberhasilan para turtle trader adalah adanya sistem trading yang komplit. 

Sebenarnya bagaimana cara para turtle trader menganalisa? seperti apa strategi trading mereka sehingga mereka dapat mencapai gain yang menjanjikan?

Analisa Teknikal Indonesia kini mencoba memberikan sistem trading ala turtle trader yang diambil dari buku The Original Turtle Traders.

Pada dasarnya, turtle traders adalah jenis trader Trend Follower.

Artikel Terkait : Indikator Chandelier Exit untuk Memaksimalkan Posisi Trend Follower

STRATEGI ENTRY


Strategi entry turtle traders terdiri dari 2 sistem entry :

Sistem pertama yang disebut dengan S1 dikategorikan short term entry yang dimana aturannya adalah Buy atau Sell jika harga breakout (menembus) high atau low price 20 hari sebelumnya.

Sistem yang kedua disebut juga dengan S2 dikategorikan long term position, yang dimana aturannya adalah Buy atau Sell jika harga Breakout (menembus) high atau low price 55 hari sebelumnya.

Strategi masuk menggunakan S1 adalah sebagai berikut

Entry Buy saat harga  breakout harga tertinggi 20-hari menggunakan S1 hanya jika posisi sebelumnya mengalami Loss (kerugian).
Entry sell saat harga breakout harga terendah 20-hari menggunakan S1 hanya jika posisi sebelumnnya mengalami loss (kerugian)

Jika entry dengan S1 terakhir mendapatkan profit (keuntungan), anda tidak boleh melakukan entry berdasarkan S1 lagi 

Strategi masuk menggunakan S2 adalah sebagai berikut:

Entry buy saat harga menembus (breakout) harga tertinggi 55-hari yang lalu hanya jika Anda mengabaikan sinyal S1 lalu dan market terus melanjutkan trend.
Entry Sell saat harga menembus (breakout) harga terendah 55-hari yang lalu hanya jika Anda mengabaikan sinyal S1 lalu dan pasar tetap bergerak turun dalam trend.

Position Sizing


Para turtle Traders memiliki posisi sizing (penentuan lot) dengan pendekatan progresif yang mendorong kemenangan mereka. Setelah keputusan perdagangan telah dibuat Anda harus ...

Memasuki pasar dengan risiko 2%. Menempatkan stop-loss 2ATR (Average True Range) dari harga Entry.
Jika posisi bergerak sesuai posisi Anda dan bergerak sebesar 1 / 2ATR, entry posisi buy kembali dengan resiko 2% dan trailing stop-loss posisi anda dengan 2ATR dari harga saat ini.
Terus lakukan hal yang sama sampai maksimal 4 posisi. 

Secara sederhana, para turtle trader melakukan strategi averaging up dengan kondisi saat harga mencapai 1/2ATR dan tetap menetapkan resiko 2% dengan melakukan trailling pada stop loss mereka pada 2ATR dari harga terkini.

kemudian Strategi exit yang dilakukan oleh para turtle trader adalah :

Jika melakukan entry buy dengan S1, Maka mereka akan exit dengan saat harga berada dibawah harga terendah 10 hari kebelakang. mereka akan tetap membiarkan posisi mereka terbuka saat harga belum menyentuh harga terendah 10 hari. sebaliknya juga saat mereka melakukan entry sell.

Sedangkan jika mereka melakukan entry buy dengan S2, maka mereka akan exit saat harga berada dibawah harga 20 hari kebelakang. Mereka akan tetap membiarkan posisi mereka mengikuti trend hingga harga menyentuh low price 20 hari kebelakang. sebaliknya juga saat mereka melakukan entry sell dengan S2.

Stop Loss

Stop Loss yang digunakan turtle traders adalah menggunakan perhitungan Average True Range. Mereka menggunakan rumus 2xATR (2ATR) yang menjadi titik loss mereka. stop loss ditentukan dari 2ATR dari harga pembukaan posisi mereka. Dan akan terus berubah (trailling) saat posisi mereka sedang dalam kondisi benar.

Resiko


Risiko yang diambil oleh para turtle traders  adalah 2%, tetapi resiko tersebut akan menurun sesuai dengan drawdownsaat ini.

Jika drawdown mencapai angka 10%, risiko untuk setiap perdagangan harus menurun 20% (dari 2%).
Jika drawdown mencapai angka 20%, risiko untuk setiap perdagangan harus menurun 40% (dari 2%).
Jika drawdown mencapai angka 30%, risiko untuk setiap perdagangan harus menurun 60% (dari 2%).

Jadi, rumusnya adalah jika account mencapai drawdown N%, risiko untuk setiap perdagangan harus diturunkan menjadi N * 2%.

INDIKATOR


Melihat sistem trading tersebut, mungkin anda semua tertarik untuk menjajal sistem trading yang membuat para turtle trader mencapai keberhasilan.

Namun kabar baiknya adalah indikator untuk menentukan strategi entry dan exit mereka telah diciptakan oleh para pembuat indikator, berikut adalah indikator yang bisa anda gunakan untuk mempermudah anda menjalankan sistem trading ini.

Anda harus memasang 2 indikator yang sama dengan settingan yang berbeda untuk menampilkan garis high dan low sesuai dengan sistem 1 dan sistem 2 dalam strategi entry dan exit turtle traders.

berikut adalah contoh setinggan indikator untuk sistem 1 turtle trader



dengan mengatur settingan trader period dengan angka 20 ini akan secara otomatis menampilkan harga high dan harga low 20 hari ke belakang sebagai titik entry sistem 1.  Sedangkan pada stop period yang berisi angka 10 berarti memberikan acuan titik exit (profit) pada sistem 1. dengan mengklik ok, maka tampilan chart anda akan seperti dibawah ini 



kemudian tambahkan indikator yang sama kembali untuk menampilkan titik high dan low sistem 2 yang digunakan para turtle trader.




Gantilah trade periode sesuai sistem 2 dengan angka 55 untuk membuat indikator ini menampilkan harga high dan low 55 hari ke belakang. Dan isilah stop period dengan angka 20 untuk titik exit sistem kedua yang menampilkan high dan low 20 hari kebelakang.

supaya tidak membingungkan jangan lupa mengganti warna di kolom warna :



Setelah anda melakukan settingan pada indikator ini maka tampilan chart anda adalah sebagai berikut

Sekarang chart anda sudah sangat lengkap dengan acuan breakout yang para turtle trader pakai sebagai titik entry dan exit.

Namun janganlah lupa untuk memasang indikator ATR (average true range) yang sudah ada dalam indikator anda dengan settingan 20 (20hari). Angka yang ada dalam ATR perlu anda kalikan 2 sehingga hasil perkalian tersebut menjadi acuan stop loss anda yang disesuaikan dengan harga entry anda.


setelah anda mengisi angka 20. maka ATR yang ada dalam chart anda adalah 1ATR



Seperti yang ada dalam gambar diatas, angka yang ada dalam ATR akan kita kalikan 2 sebagai level stop loss.

2ATR digambar adalah 0.01322 dan jika anda melakukan entry posisi buy di angka 1.11500 maka level stop loss anda adalah

Stop Loss Buy = 1.11500 - 0.01322 = 1.10178

sedangkan jika anda melakukan entry posisi sell di angka 1.11500 maka level stop loss anda adalah

Stop Loss Sell = 1.11500 + 0.01322 = 1.12822

Semoga dengan penjelasan indikator strategi para Turtle Traders ini, dapat membantu anda dalam melakukan test penggunaan sistem trading para turtle traders.

Bagikan

Jangan lewatkan

Indikator Strategi para Turtle Traders
4/ 5
Oleh

Yuk!! Langganan via email

Suka dengan artikel di atas? Jangan malu-malu jadi pelanggan blog ini.

1 comments:

Tulis comments
avatar
November 4, 2019 at 10:32 PM

bentuk bentuk sosialisasi tentang legalitas broker untuk masyarat luas sepertinya sekarang memang sangat penting,
seperti apa yang membuatnya berbeda dengan judi dan tidak sama dengan judi, dan seperti apa regulasinya.
Penting juga untuk melakukan simulasi pada demo akun pada setiap type akun.
untuk mengetahui perbedaan kinerja laverage pada setiap type akun. dan jika ada trader yang ingin bebas dari swap,,
Dapatkan akun bebas swap yang sesuai dengan hukum Syariah di tickmill

Reply

KOMENTAR

Simpletrade. Powered by Blogger.